96 Well Elisa Kits

Semua tipe 96 Well Elisa Kits

1: HBcAb IgM Antibodi terhadap HBcAg diproduksi segera setelah munculnya HBsAg dan bertahan seumur hidup baik pada orang yang telah pulih dari infeksi Hepatitis B dan pada mereka yang mengembangkan status pembawa HBsAg. Pada hepatitis kronis, bagaimanapun, lonjakan sintesis IgM anti-HBc dapat diamati, mengkonfirmasikan reaktivasi HBV dalam hepatosit dan memberikan asal bagi titer rendah IgM permanen.

2: Setelah pengobatan, dalam fase pemulihan setelah hepatitis B akut, HBeAg adalah penanda serologis pertama yang menjadi negatif dan digantikan oleh antibodi yang sesuai (anti-Hbe). Kehadiran anti-HBe dalam darah diakui sebagai tanda klinis pemulihan dari infeksi.

3: Antigen [e "adalah protein virus yang terkait dengan replikasi HBV, menunjukkan tingkat infektivitas yang tinggi dari individu yang diuji. Pada infeksi Hepatitis B kronis, peningkatan kadar HBeAg dapat dideteksi selama bertahun-tahun, yang merupakan penanda untuk tingkat tinggi. viral load.

4: Bukti serologis infeksi HIV dapat diperoleh dengan menguji keberadaan antigen atau antibodi HIV. Antigen hanya dapat dideteksi selama fase akut dan fase gejala AIDS. Antibodi tersebut dapat dideteksi selama hampir seluruh periode infeksi, dimulai pada, atau segera setelah fase akut dan berlangsung, hingga tahap akhir AIDS. Selain penularan seksual, rute utama infeksi dengan HIV adalah transfusi darah. Oleh karena itu, semua sumbangan darah atau plasma harus diuji karena risiko penularan HIV melalui darah yang terkontaminasi.

5: Virus limfotropik sel-T manusia (HTLV) adalah anggota keluarga Retroviridae, yang terdiri dari virus RNA untai ganda yang diselimuti dan secara genetik tidak terkait dengan HIV1 & 2; Namun, mereka memiliki rute penularan yang sama dan dapat memiliki periode laten yang sangat panjang sebelum manifestasi penyakit. HTLV tipe 1 dilaporkan pada 1980 sebagai retrovirus pertama yang terbukti bersifat patogen bagi manusia. HTLV 1 & 2 ditransmisikan secara transplasenta, parenteral, melalui kontak seksual dan oleh darah yang terinfeksi. Penyakit-penyakit yang terkait dengan infeksi HTLV biasanya diklasifikasikan sebagai presentasi klinis yang ganas atau non-ganas. HTLV 1 adalah endemik di Jepang selatan, Karibia dan AS dan banyak populasi lain yang tersebar di seluruh dunia. HTLV 2 adalah endemik di beberapa suku Indian Amerika Utara tetapi dideteksi sebagian besar pada pengguna narkoba suntikan dan pasangan seksual mereka.

6: HBV adalah virus DNA beruntai ganda yang berasal dari keluarga Hepadnaviridae dan diakui sebagai penyebab utama hepatitis yang ditularkan melalui darah. Klasifikasi infeksi HBV memerlukan identifikasi beberapa penanda serologis yang diekspresikan selama tiga fase (inkubasi, akut dan pemulihan) dari infeksi.

7: HBsAg adalah protein terpenting dari selubung HBV. Empat subtipe HBsAg telah diidentifikasi (adw, ady, ayw, dan ayr). HBsAg dapat dideteksi 3 hingga 5 minggu sebelum timbulnya gejala. Deteksi serologis HBsAg adalah metode yang kuat untuk diagnosis dan pencegahan infeksi HBV dan untuk skrining donor darah.

8: Anti-HBc adalah penanda infeksi HBV akut, kronis atau terselesaikan. Dalam diagnosis klinis, deteksi anti-HBc adalah penanda penting untuk diagnosis dan penatalaksanaan penyakit. Dengan tidak adanya penanda HBV lainnya (orang yang HBsAg-negatif), anti-HBc mungkin merupakan satu-satunya indikasi infeksi HBV yang ada.

9: HBcAb IgM Antibodi terhadap HBcAg diproduksi segera setelah munculnya HBsAg dan bertahan seumur hidup baik pada orang yang telah pulih dari infeksi Hepatitis B dan pada mereka yang mengembangkan status pembawa HBsAg. Pada hepatitis kronis, bagaimanapun, lonjakan sintesis IgM anti-HBc dapat diamati, mengkonfirmasikan reaktivasi HBV dalam hepatosit dan memberikan asal bagi titer rendah IgM permanen.

10: Selama fase akut infeksi hepatitis B, peningkatan titer antibodi penetral HBsAg adalah penanda untuk pemulihan. Tidak adanya anti-HBs menunjukkan kerentanan terhadap infeksi HBV.